RI Imbau G20 Jadi Solusi Masalah Ekonomi

    RI Imbau G20 Jadi Solusi Masalah Ekonomi

    Jakarta - Pemerintah Indonesia mengimbau negara-negara anggota Group of Twenty (G20) berupaya bersama-sama menjadi solusi terhadap permasalahan, terutama ekonomi yang melanda dunia.

    Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, melalui keterangan tertulis usai  konferensi pers daring di Jakarta, Kamis (7/4/2022).

    “Dua puluh negara ekonomi besar memiliki keperluan untuk membicarakan secara menyeluruh, dan menjadi bagian dari solusi dan tidak menjadi sumber tantangan lainnya bagi proses yang sudah sama-sama diharapkan, ” kata Teuku Faizasyah.

    Menurut Teuku, ada kepentingan yang lebih besar yang dihadapi masyarakat dunia saat ini dan harus menjadi perhatian.

    “Bagaimana kita bisa menghadapi tantangan ekonomi yang semakin memburuk di era ini akibat pandemi dan peperangan, ” katanya.

    Menurut Teuku, sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pemegang Presidensi G20 pada 2022, Indonesia memastikan agenda G20 dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

    Indonesia sejak 22 Februari 2022 sudah menyampaikan undangan untuk seluruh anggota G20.

    “Dengan demikian, perspektif Indonesia kita menjalankan apa yang menjadi preseden G20 selama ini dan tetap mengharapkan seluruh anggota hadir dalam rangkaian menuju KTT G20, baik dalam finance track maupun sherpa track, ” katanya.

    Teuku menegaskan Indonesia terus berkonsultasi dan menerima masukan-masukan dari sejumlah negara terkait penyelenggaraan kegiatan G20.

    “G20 itu akan sangat dinamis karena berbagai kepentingan tarik-menarik. Kita juga memiliki kepentingan nasional, kebijakan luar negeri secara konsisten yang menjadi modal awal merespon tantangan-tantangan yang muncul di G20, ” katanya.

    Teuku menuturkan  tugas Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini, yaitu untuk memastikan seluruh negara anggota memiliki komitmennya untuk membahas agenda utama, di antaranya arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital.

    Pernyataan itu menanggapi usulan dari negara-negara anggota G20, salah satunya Amerika Serikat yang diketahui mengancam akan memboikot pertemuan G20 apabila Rusia tetap hadir.
     
    G20 adalah kelompok yang terdiri 20 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. 
     

    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Pemprov PB Fasilitasi Rakor Tim Terpadu...

    Artikel Berikutnya

    Kembali ke Jerman Setelah Kecewa Hidup di...

    Berita terkait